Perasaan Cannon sedang berbunga-bunga, setelah pagi tadi dia benar-benar bisa memeluk dan memaksa ciumannya, Kayla juga hari ini membawanya pulang ke rumahnya, bertemu dengan Omma Chaterine dan bercerita banyak, dan iya Cannon juga memperkenalkan dirinya dengan apa adanya.
Tentang dirinya yang baru lulus SMA dan belum bekerja, juga tentang kisah asmaranya dengan Kayla yang benar-benar tidak terduga meskipun sedikit dibumbui dengan dusta. Tentu saja Cannon tidak bisa mengatakan kebenaran bahwa sebenarnya bukan dirinya yang harus Kayla nikahi hari itu, akan tetapi laki-laki lain yang memang sengaja Kayla dan Meira bayar untuk menjadi suami kontrak Kayla, akan tetapi sepertinya takdir tidak membiarkan hal itu terjadi hingga membuat Cannon tiba-tiba berada di sana dan justru menjadi mempelai laki-laki di pesta itu.
Tentu saja Cannon tidak bisa melewatkan kesempatan emas untuk menikahi seorang wanita cantik, meskipun awalnya dia tidak tahu seluk-beluk dan bibit bobot wanita yang akan dia nikahi, hanya saja saat Cannon melihat foto wanita itu di ruang ganti pengantin, Cannon tahu jika wanita yang akan dia nikahi itu memiliki paras yang cantik dan pastinya Cannon yakin jika dia bukan wanita sembarangan, mengingat mereka menggelar pernikahan di salah satu hotel berbintang dan dengan konsep yang sangat mewah, hingga saat petugas wedding organizer meminta Cannon untuk menyerahkan kartu identitas miliknya sebagai pelengkap berkas pernikahan itu.
Cannon langsung sukarela menyerahkan kartu tanda penduduk miliknya, dan melakukan sesi foto di background berwarna merah sebagai pelengkap di akte nikahnya, dan sekarang bonusnya, Omma Catherine sepertinya menyukai Cannon, buktinya, meskipun Cannon mengatakan jika usianya baru delapan belas tahun dan baru lepas SMA, juga belum bekerja, nyatanya wanita tua itu terlihat tidak keberatan dengan fakta tentang Cannon. Katanya 'asal kau bisa membuat cucuku hamil dan melahirkan cicit untukku, maka laki-laki manapun akan dia terima sebagai anggota keluarganya' dan sepertinya hal itu tidak terlalu sulit untuk Cannon. Dia hanya perlu melakukan pendekatan yang lebih pada Kayla agar Kayla mau menerimanya sebagai suaminya yang sah. Dan iya Canbon memang harus secepatnya meluluhkan hati wanita yang hari ini dia tahu berprofesi sebagai CEO sebuah perusahaan besar. Setara dengan perusahaan yang saat ini ibunya pimpin.
Benar-benar jackpot bukan! Dapat istri matang, cantik, kaya raya, pekerja keras juga mandiri. Dan yang terakhir dia adalah pewaris satu-satunya dari Nyonya Catherine.
Setelah sampai di rumah, Cannon juga lekas membawa pakaian ganti yang Kayla bawa dari rumahnya. Meletakkannya di depan lemari besar yang hari ini Galuh beli dan tata di ruang ganti kamar Cannon. Lemari yang memang khusus Galuh beli untuk Kayla agar Kayla bisa menyimpan pakaiannya di sana, karena Galuh tahu jika menantunya itu bukan wanita sembarangan, juga bukan wanita sederhana, maka sebisa mungkin Galuh harus membuat menantunya nyaman dan betah di rumah jika ingin putranya tetap berada di dekatnya, sebab menurut pendapat Luci kemarin, Cannon bisa saja ikut Kayla tinggal di tempat lain selain rumah ini, mengingat Kayla memang mampu melakukan itu, dan hal itu yang justru membuat Galuh benar-benar harus berhati-hati dan sebisa mungkin dia harus mengakrabkan diri dengan menantunya itu, atau resikonya Cannon akan pindah dari rumah ini.
Meskipun Cannon sangat resek dan menyebalkan, tapi dia tetap putra Galuh, putra kesayangan Galuh. Putra yang delapan tahun Galuh tunggu hadirnya.
Cannon mencari keberadaan Kayla di kamarnya, akan tetapi wanita itu tidak terlihat di sana. Namun suara gemericik air sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan bahwasanya Kayla ada di kamar mandi, dan iya, senyum nakal itu langsung terbit begitu saja.
Canon memang sudah berjanji untuk tidak menyentuh atau melakukan sesuatu yang tidak Kayla inginkan, hanya saja Cannon juga tidak akan melewatkan sedikitpun kesempatan untuk bisa mendekatkan diri dengan istrinya. Dia tetap akan bernegosiasi dalam urusan apapun dengan Kayla, termasuk untuk urusan yang satu ini.
Iya, benar saja, saat Cannon masuk ke kamar mandi, dia melihat Kayla sedang berdiri di dalam bilik shower dengan air shower yang menyala di atasnya. Cannon tersenyum dalam diam, dan tanpa basa-basi dia lantas menyusul Kayla di bilik shower itu, berdiri tepat di belakang Kayla untuk ikut membasahi tubuhnya yang sudah setengah naked, sementara Kayla, dia bahkan sedang tidak menggunakan pakaian apapun.
Berdiri tepat di belakang Kayla hingga membuat pancuran air shower di atas kepala Kayla tidak langsung jatuh ke wajah Kayla dan baru setelah itu Kayla menyadari air itu tidak lancar jatuh di kepalanya, dan saat Kayla membuka mata, sembari mendongak, dia justru melihat Cannon, dan iya, Kayla tentu saja langsung terkejut luar biasa, dia langsung memeluk tubuhnya sendiri sembari berjongkok di bawah shower, untuk menutupi tubuh bagian d**a dan inti tubuhnya sendiri.
"Can.... Apa yang kau lakukan?!" teriak Kayla histeris, tapi Cannon justru berkacak pinggang.
"Apa yang aku lakukan!" seru Cannon. "Aku mau mandi lah Mbak. Emang apalagi!" jawabnya santai, nyaris tanpa dosa. Benar-benar tidak memikirkan bagaimana kondisi Kayla yang terlihat syok ketika kedapatan tanpa busana seperti ini.
"Iya mandi. Tapi tidak bisakah kau menungguku selesai mandi dulu baru kau mandi? Jangan asal masuk seperti ini?!" tegas Kayla lagi , tapi Cannon tetap hanya terlihat acuh.
"Emangnya kenapa Mbak. Kan kita ini suami istri? Masa iya harus izin mandi bersama dulu. Harusnya suami istri itu tidak ada batasan Mbak, karena aku ini milik Mbak dan Mbak adalah milikku!" jawabnya santai.
"Enngg... Enggak bisa kek gitu juga Can. Kan kemarin aku udah bilang kalo aku belum siap, kenapa kau malah kek gini sih...!" tolak Kayla sengit, tapi Cannon justru terlihat menghela nafas panjang sebelum akhirnya menghembuskannya dengan sangat kasar seraya memutar bola matanya.
"Mbak nggak bisa terus menolakku seperti ini. Setidaknya kita harus mulai mencoba tipis-tipis dulu. Jika belum siap untuk tahap itu..." Cannon menjeda kalimatnya seraya membuat tanda kutip di kedua sisi telinganya. "Kita harus mengawalinya dengan mandi bersama, tidur dan bercerita bersama, dengan sesekali memberikan ciuman penuh cinta. Kan kita itu sekarang pacaran versi menikah. Apapun yang akan kita lakukan itu sah. Nggak akan ada yang mengatakan jika kita itu berzina!" sambung Cannon lagi dengan sangat lugas.
"Tapi Can..."
"Gak ada tapi-tapian. Pokoknya aku mau mandi bareng sama Mbak. Titik, no debat!" potong Cannon yang sudah langsung ikut duduk, dan menekan keran air hangat untuk mengisi bak besar di dinding sebelahnya dan Cannon lebih dulu naik di bak besar itu seraya duduk untuk segera menenggelamkan tubuhnya pada air bak yang belum sepenuhnya terisi, sementara Kayla masih berjongkok dengan memeluk tubuhnya sendiri guna menyembunyikan buah d**a dan bagian sensitif miliknya.
Oh, sungguh Kayla merasa benar-benar terjebak sekarang. Terjebak dalam pernikahan yang tidak semestinya dia lakukan, terlebih lagi laki-laki yang menikahinya saat ini adalah laki-laki labil, yang otaknya m***m kuadrat.
Lalu bagaimana, akan kah rencana gila Cannon berhasil dengan sempurna?