Buaya Betina

1932 Kata
Setelah perdebatan di dalam kamar dan berakhir Cannon yang harus mencium paksa Kayla, kini keduanya kembali ribut hanya karena bibir Kayla yang jadi bengkak karena ternyata Cannon menciumnya lebih dari lima belas menit, dan dengan tekanan yang kuat hingga bibir bawah Kayla terlihat benar-benar bengkak dan sekarang Kayla justru tidak pede untuk keluar dari kamar itu, tapi alih-alih merasa terancam, Cannon justru senang jika pada akhirnya Kayla akan menetap di kamar itu seharian, karena itu artinya dia masih punya kesempatan untuk pendekatan dengan istrinya. Galuh mengetuk pintu kamar Cannon saat pesanan yang Kayla minta datang, tapi Cannon yang justru keluar untuk mengambilnya. "Oh kau benar-benar keterlaluan Can. Aku yakin Meira akan menertawakan aku jika melihat bibirku sekarang. Kampret kau, Can!" Kesal Kayla saat menatap pantulan dirinya pada cermin di pintu lemari besar milik Cannon. "Kau cantik dengan belah bibir besar seperti itu Sayang. Kau jadi mirip Angelina Jolie!" balas Cannon lembut. "Angelina Jolie. Apa kau sudah gila? Apa aku setua itu!" seru Kayla saat Cannon justru menyamakannya dengan Angelina Jolie yang usianya bahkan sudah memasuki lima puluh tahun. "Bukan begitu maksudku Sayang. Maksudku bibirmu mirip bibir Angelina Jolie yang seksi menggoda, dan iya aku sangat menyukai bibirmu yang tebal seperti itu. Ah sepertinya aku harus sering-sering melakukannya agar kau tambah seksi!" Cannon mengoreksi pemikiran Kayla karena memang seperti itu yang dia pikirkan saat ini. "Enggak. Jangan harap kau bisa melakukan itu lagi untuk yang kedua kalinya. Atau aku akan...." "Teriak!" potong Cannon dengan sangat cepat. "Aku tidak apa-apa jika kau berteriak karena semakin kau berteriak, gairahku semakin menyala!" sambung Cannon dan Kayla semakin merasa naik darah karena kesal. Bisa-bisanya dia malah di gombali habis-habisan tapi ajaibnya, meskipun saat ini Kayla sedang kesal, tapi dia tidak menghentikan Cannon ketika memeluknya dari arah belakang dan melempar sisir yang sudah dari tadi Kayla gunakan untuk merapikan rambutnya, dan Cannon malah semakin mengacak-acak rambut itu karena ternyata dia menyukai ketika istrinya marah. Agak lain emang ya. Setelah perdebatan panjang pagi itu, akhirnya siangnya Kayla benar-benar kembali ke rumahnya, mengambil beberapa setel pakaian untuk dia bawa ke rumah barunya, rumah Cannon pastinya. Balik dari rumah neneknya, Kayla juga lekas ke kantor untuk mengambil laptop juga ponselnya yang kemarin Meira bawa saat Cannon membawanya pulang. Cannon pilih menunggu di lobby parkiran, karena Kayla mengatakan jika dia tidak akan lama, dan iya, saat Kayla masuk ke ruang kerja Meira, Meira langsung memberinya tatapan menggoda. "Ah pengantin baru. Kenapa harus repot-repot ke kantor Sayang. Bagaimana kemampuan suami brondong mu? Apa dia tahu cara menyenangkan seorang wanita? Apa dia..." "Hustt. Kamu jangan ngadi-ngadi. Kamu sama ngeresnya sama tuh bocah messum!" potong Kayla buru-buru saat meraih laptop dan cemilan Meira. "Bocah messum? Maksudnya bagaimana ya? Apa dia memaksa mu untuk...!" Meira menjeda kalimatnya seraya membuat tanda kutip kedua sisi telinganya , tapi Kayla justru terlihat memutar bola matanya asal saat mengingat segala tingkah suami bocahnya. "Kau pikir apa lagi!" balas Kayla sambil menghela nafas kemudian menghembuskannya dengan sangat kasar, baru setelah itu dia duduk di atas meja kerja Meira. "Oh my God. Terus terus bagaimana, apa kalian akhirnya melakukan malam pertama semalam? Apa dia perkasa dan tahan lama?" Meira tampak antusias saat tebakannya tidak meleset. "Ngawur. Perkasa apanya sih? Oh my god Meira , pikiranmu terlalu kotor. Tentu saja aku tidak melakukan hal itu? Mana mungkin aku melakukannya. Aku baru mengenalnya kemarin, tapi kau sudah membuatku menikah dengan brondong meresahkan itu!" Kayla mentoyor jidat Meira saat Meira justru sudah memikirkan hal sejauh itu. "Eh gitu-gitu juga dia udah menyelamatkanmu dari pernikahan konyol engkau rencanakan. Untung aja tuh laki-laki yang aku bayar nggak jadi datang, dan pilih mengembalikan uang DP yang kita kasih, kalau tidak kau mana bisa dapat suami setampan dan segemaskan Cannon. Eeeh siapa kemarin nama panjangnya..." "Cannon Rey Mervino!" balas Kayla melengkapi dan Meira langsung mengangguk dengan sangat cepat. "Nah itu, ternyata dia adalah putranya Pak Febrian. Itu loh yang tempo hari kita pernah meeting sama dia saat merebut proyek di pesisir pantai Timur!" ujar Meira dan tentu saja Kayla tau, karena kemarin memang mereka sudah langsung saling mengakui jika mereka pernah bertemu ketika mengejar satu proyek, akan tetapi pada akhirnya Febrian yang menang. "Iya aku tau." Kayla menghela nafas. "Jadi harusnya kau bersyukur jika hari itu aku justru menyeret Cannon untuk menjadi pengantin pengantinmu, coba kalau aku tiba-tiba tidak menemukannya, aku yakin Oma Catherine pasti akan kembali memaksamu untuk menghadirkan Johan sebagai pengantinmu. Dan kau tahu artinya...!" ujar Meira dan kali ini Kayla terdiam saat mengingat pengkhianatan laki-laki brengseek itu. Meira benar. Kayla harus berterima kasih pada Cannon , karena bagaimanapun Cannon sudah menyelamatkan dia dari tuntutan neneknya yang terus memaksanya untuk menikah dengan Johan. "Ah , kau benar Ra. Tapi harusnya kau mencarikan aku suami yang lebih dewasa aja dari Cannon, setidaknya aku bisa melakukan negosiasi dengan laki-laki dewasa dibanding sama bocah yang satu ini. Salah dikit aku membuat penawaran, dia malah minta cipok!" balas Kayla dan Meira semakin tersenyum antusias. "Oh really! Kek mana , kek mana caranya? Apa di se hot itu . Oh mendadak aku juga pengen satu yang kek gitu!" seru Meira lagi yang kini sudah mengendoli lengan Kayla. "Not bad. Biar kata dia bocah, tapi ternyata dia juga jago cipokan. Cuma sikap bocah nya itu lho, bikin geleng-geleng kepala! Capek aku ngadepin dia!" balas Kayla . "Tapi kau suka kan. Ngaku gak ni. Ngaku gak!" cerca Meira lagi, tapi Kayla buru-buru menggeleng. "No." "Alah, munafik kau . Bilang aja kau demen punya suami brondong yang mengemaskan. Di kelonin kan kau semalem. Dih pake acara malu malu segala!" cerca Meira lagi, tapi lagi lagi Kayla langsung menggeleng dengan pernyataan sahabatnya itu. "Enggak. Apaan sih! Di kelonin. Kau pikir aku anak balita?!" tolak Kayla cepat. "Ya. Kali aja. Malam pertama masih malu-malu, giliran dah di celup, entar minta lagi. Awas aja kalo entar kau malah jadi bucin. Riskan ini mah, apa lagi kalo brondongnya sekelas Cannon, oh... Pasti anteng tidurku!" ujar Meira yang sudah langsung mengkhayal yang iya iya. "Oh kau ini tambah lama tambah ngaco Ra. Udah mana ponselku. Aku harus balik, Can nungguin di lobby. Kasian kalo kelamaan di anggurin, yang ada entar dia ngambek, ribet ngatasinnya!" seru Kayla yang baru ingat jika dia tadi datang bersama Cannon, sekarang bocah itu sedang menunggunya di lobby parkiran. "Jadi Cannon juga ikut. Kenapa gak ajak naik sih? Kan kasihan dia. Kamu ini kenapa kejam amat dah jadi istri. Dapat suami brondong cakep dan imut malah di angkringin. Di gandeng dong, di pamerin!" seru Meira lagi dan Meira sudah langsung ikut bangkit dari duduknya saat Kayla bangkit dari duduknya dan bersiap meninggalkan ruangan itu. Meira langsung mengikuti langkah Kayla, masuk ke dalam lift dan turun ke lantai dua di mana lobby parkiran khusus mobil dan benar saja bocah tampan yang baru kemarin mengikat Kayla sebagai istrinya itu sedang terlihat duduk cool di dak mobil seraya memainkan ponselnya. Benar-benar sangat menggemaskan. "Oh... Lihat itu Kayla. Kenapa dia manis sekali. Ah rasanya ingin sekali aku menggigitnya . Sumpah gemes banget!" Meira menghentakkan kakinya saking gemasnya, tapi Kayla justru terlihat memutar bola matanya asal dengan sikap sahabatnya yang menurutnya sangat kekanak-kanakan. "Oh Meira, jangan mulai! Bisa nggak sih kamu bersikap biasa aja, jangan membuatku malu!" kesal Kayla tapi Meira langsung menggeleng dengan sangat cepat. "Gak bisa. Khusus untuk cowok yang satu ini aku nggak bisa, maksudnya aku nggak bisa untuk nggak...." "Husst. Jangan macem-macem, atau dia akan semakin besar kepala!" Kayla menarik lengan Meira untuk membuat wanita itu bersikap santai dan tidak kecentilan seperti ini. Mereka, Kayla dan Meira belum sampai di mobil yang Cannon duduki, tapi Cannon sudah lebih dulu menyadari kedatangan mereka, dan iya, brondong tampan itu langsung turun dari duduknya kemudian menyapa Kayla dan Meira dengan senyum terbaiknya, senyum pemikat sejuta umat, karena dengan senyum itu wanita manapun akan luluh lantah olehnya. Oh sepertinya Cannon memiliki mantra di balik senyum itu, dan iya , Meira mengakui jika dirinya telah terhipnotis oleh senyum bocah itu. "Can....!" Seru Meira tapi Kayla langsung mencubit pinggang Meira saat merasa sikap sahabatnya mulai agresif. "Eeh Mbak Meira. Mbak kerja di sini juga?" Sapa Cannon lembut dan Meira langsung mengangguk. "Iya dong. Kan aku sekretarisnya Kayla!" jawab Meira ceriwis dan Cannon kembali menanggapi dengan senyum. "Eh Can. Kau punya teman kan, kenalin sama aku dong. Aku tu lagi jomblo, tau!" "Hust. Jangan ngaco kamu, Meira. Pake ngaku jomblo lagi, terus si Rudi kau mau apain?" tolak Kayla karena tau jika Meira pacaran sama Rudi. Cowok tampan yang merupakan arsitek di perusahaan sebelah. "Key... Please... Jangan bilang gitu. Aku tu pengen nyoba yang seger-seger juga. Kali aja...." "No no no. Kau ini makin ke sini makin nggak waras. Udah, Can. Masukkan ke mobil. Jangan hiraukan omongan dia. Kita balik!" potong Kayla dengan segala sikap tidak biasa Meira. "Tapi Mbak...." "Nggak ada tapi-tapian, dia memang kayak gitu orangnya. Udah punya pacar lima pun dia tetap akan mengaku nggak punya pacar. Dia itu buaya betina!" tolak Kayla saat Cannon justru terlihat ingin menanggapi ucapan Meira yang tadi. "Key. Kejam ya kau. Aku itu serius. Aku..." "Stop omong kosong kamu Meira. Aku harus balik. Dah. Selesaikan saja pekerjaan mu, setelahnya kirim ke aku biar nanti aku bisa periksa di rumah!" potong Kayla lagi. "Dan kau Can masuk. Jangan hiraukan dia!" sambung Kayla lagi dan lagi-lagi Cannon hanya balas tersenyum. Kayla juga ikut masuk ke dalam mobil dan iya, detik berikutnya mereka, Kayla dan Cannon benar-benar meninggalkan lobby parkiran itu dan membiarkan Meira hanya berdiri sendiri menatap kepergian mereka tanpa mendapatkan kepastian dari Cannon atas keinginannya untuk dikenalkan pada salah satu teman laki-laki Cannon dan pastinya yang tampan seperti Cannon. Setelah dari kantor, Kayla dan Cannon lebih dulu mampir di restoran untuk makan. Kayla juga mampir di swalayan untuk membeli beberapa kebutuhan pribadinya, seperti sikat gigi dan lotion, dan mereka baru sampai rumah saat hari sudah beranjak sore. Kayla langsung naik menuju kamar dan bergegas ke kamar mandi, karena sungguh dia sudah sangat gerah , sementara Cannon menurunkan koper dan barang bawaan Kayla untuk dia bawa naik ke kamarnya. "Can. Kalian sudah pulang? Dimana Kayla?!" Sapa Galuh yang baru masuk dari pintu belakang dan melihat Cannon menggeret satu koper ukuran besar dan tas di atasnya. "Sudah masuk kamar. Kenapa Ma!" jawab Cannon, tapi Galuh langsung menggeleng. "Ah, gak apa-apa. Besok ajak dia ke makam Papa mu. Kenalkan istrimu pada Papamu juga. Mama yakin dia akan senang di sana!" ujar Galuh dan Cannon langsung mengangguk. "Iya . Besok kalo gak ada halangan, kami ke makam Papa!" balas Cannon sebelum akhirnya dia benar-benar beranjak naik ke lantai atas dengan koper besar Kayla. Saat Cannon masuk ke dalam kamarnya, Cannon langsung meletakkan koper itu di depan lemari di ruang khusus pakaian, dan melihat ke sekeliling kamarnya. Tidak ada Kayla di sana, akan tetapi suara gemericik air menandakan jika Kayla ada di kamar mandi. Cannon tersenyum, seraya mengangkat kaos yang dia gunakan kemudian membuka kancing celana jeans miliknya, menyisakan celana boxer sepaha yang sangat tipis kemudian meraih satu handuk di gantungan handuk untuk segera bergegas menyusul Kayla, istrinya di kamar mandi. Iya, benar saja, saat Cannon masuk ke kamar mandi, dia melihat Kayla sedang berdiri di dalam bilik shower dengan air shower yang menyala di atasnya. Cannon tersenyum dalam diam, dan tanpa basa-basi dia lantas menyusul Kayla di bilik shower itu, berdiri tepat di belakang Kayla untuk ikut membasahi tubuhnya yang sudah setengah naked, sementara Kayla, dia bahkan sedang tidak menggunakan pakaian apapun. Berdiri tepat di belakang Kayla hingga membuat pancuran air shower di atas kepala Kayla tidak langsung jatuh ke wajah Kayla dan baru setelah itu Kayla menyadari air itu tidak lancar jatuh di kepalanya, dan saat Kayla membuka mata, sembari mendongak, dia justru melihat Cannon, dan iya Kayla ......
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN