“SEA!” Athaar mendekat, Ibu sigap berdiri dan memegangi Athaar. Sementara Lula sudah memejamkan mata dengan tubuh gemetar. Di kehamilan Rigel, Athaar bahkan tidak berteriak padanya seperti saat ini. Walau ada kecewa dan marah, Lula masih bisa menghadapinya saat itu. Tidak untuk saat ini yang membuat Lula sadar jika pun sang kakak bersikap seperti sekarang, itu sangat wajar karena Lula mengulangi kesalahannya yang sama. “Jangan pernah Aa... Jangan sampai tangan kamu terangkat sekali pun Sea salah—“ Ibu menatap Athaar. Lula sudah menangis. Althaf juga menghalangi Lula. “Mending Aa hajar aku saja, dari pada tampar Teteh!” ujar Althaf. Memasang badannya sendiri agar kakak mereka tidak mengamuk sampai menggunakan tangannya menyakiti Lula. Athaar mundur, dia begitu karena Lula memang bag