"Ini Pak, kopi pesanan Bapak," ucap Kinan yang tiba - tiba sudah ada di depan Bagas dan membuyarkan lamunan Bagas. Tatapan kosong itu akhirnya berpindah menatap Kinan yang berusaha tersenyum ramah kepada Bagas. Bagas hanya menganggukkan kepalanya pelan dan tersenyum. "Terima kasih," ucap Bagas pelan. Cangkir kopi itu pun diambil dan mulai diminum. Harumnya memang sangat membuatlidah bergoyang segera mencicipi. srrrruuupuuut ... "Enak," cicitnya sambil menikmati. Senyum Kinan semakin melebar. Untuk urusan membuat kopi, Kinan memang jagonya. Sang Ayah juga selalu meminta Kinanuntuk membuatkan kopi untuk beliau jika sedang ada di rumah. "Ada yang kurang? Atau ada yang perlu Kinan bantu lagi?" tanya Kinan dengan suara pelan. "Tidak ada Kinan, cukup. Tolong pelajari berkas ini saja. Be