Beberapa bulan setelah kepulangan mereka dari Paris, kehidupan Bagas dan Kinan berjalan dengan lebih damai dan bahagia dari sebelumnya. Rumah mereka kini penuh tawa dan kehangatan. Tak ada lagi rahasia, tak ada lagi batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, yang ada hanya dua hati yang saling melengkapi. Suatu pagi, di tengah kesibukan menyiapkan sarapan, Kinan merasa tubuhnya agak aneh. Pusing ringan sejak kemarin belum juga hilang. Perutnya mual setiap kali mencium aroma telur dadar yang sedang digoreng Bagas di dapur. "Mas …" panggil Kinan lirih, sambil menutup hidung dan berlari kecil ke kamar mandi. Bagas terkejut, langsung mematikan kompor dan menyusulnya. "Sayang? Kamu kenapa?" tanyanya cemas dari depan pintu. Kinan hanya menjawab lirih di sela rasa mual, "Kayaknya aku … ma
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


