23

1024 Kata

Dika akhirnya menyerah. Tahu kan, jika perempuan sudah bicara tak ada hentinya, dan diam lalu menuruti adalah hal yang paling baik. Kinan memang sudah lapar sejak siang tadi saat berada di kantor. Tapi, apa daya, moodnya sedang tidak baik di tambah lagi, perlakuan Bagas, Sang Direktur yang semakin aneh saja. Kadang cuek, kadang baik, kadang bengis. Ini baru dua hari Kinan menjadi sekertarisnya dan rasanya seperti sudah se - abad. "Ini beneran, Mbak Kinan mau traktir saya?" tanya Dika pelan sambil mengikuti Kinan mencari tempat duduk yang nyaman. Kinan hanya mengangguk sekilas. Dan berjalan menuju tempat duduk yang ia inginkan. "Kita duduk di ujung sana ya?" tanya Kinan pelan tanpa melihat Dika yang nampak malu. "Iya. Gimana Mbak Kinan saja," jawab Dika pelan. Keduanya sudah duduk d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN