Pagi menjelang siang yang tenang, Fajar sedang sibuk bekerja di ruangannya. Sesekali ia tersenyum sendiri mengingat Sandra yang sudah semakin dekat dengannya. Tiba-tiba sekretarisnya masuk dengan ekspresi yang tidak biasa. “Sebelumnya maaf mengganggu, Pak.” “Ada apa?” “Di luar ada pria yang memaksa masuk ke ruangan Pak Fajar. Sebenarnya sudah ditangani security, tapi dia terus membuat keributan. Dia ingin Anda tahu perihal kedatangannya,” jelas Roy. “Ah, satu lagi. Wajah pria itu babak belur,” lanjutnya. Fajar yakin itu adalah pria yang dipukulinya semalam. Ya, siapa lagi kalau bukan Dion. Untuk apa lagi dia ke sini? “Suruh dia masuk ke sini,” perintah Fajar kemudian. “Baik, Pak.” Roy langsung undur diri dengan sopan. Beberapa menit kemudian, Roy mempersilakan Dion masuk ruangan Faj

