“Kamu itu cantik Diandra, pasti banyak pria yang menyukai kamu tapi kenapa kamu menjatuhkan harga diri dengan menggoda suami orang?” tambahnya lagi menatap lurus Diandra, satu alisnya terangkat menunggu jawaban.
Tenggorokan Diandra tercekat dengan jantung yang memukul kencang karena emosi yang nyaris akan meledak, dia memang sudah kalah dari awal dan dari segala sisi walau pun mereka lahir dari status sosial yang berbeda tepi Rena seperti terlahir sudah memakai mahkota, tutur kata, body language, pola pikir bahkan Rena tidak terpancing emosi sedikitpun oleh Diandra.
Ekspresi wajah Rena sama sekali tidak terlihat kesal bahkan nada suaranya masih sama, begitu rendah bahkan terdengar merdu.
Gadis itu lebih memilih untuk pergi melewati Rena sambil menyenggol bahunya tapi kemudian Rena ber
