Siang harinya Rena melakukan tes selanjutnya untuk promosi di kantor pusat.
Pikirannya tidak tenang mengingat cap bibir yang ditemukannya di kemeja sang suami tadi pagi, ingin rasanya meneriaki Andra bertanya tentang cap bibir itu.
Tapi lagi-lagi Rena disadarkan oleh status pernikahannya yang hanya kawin kontrak dan tidak seharusnya dia cemburu.
"Huft...menyebalkan!!!" teriak Rena dalam hati.
Telepon genggamnya berbunyi ketika dia hendak keluar dari gedung kantor.
"Hallooo Tante?" Rena langsung menjawab panggilan tersebut setelah mengetahui nama tante Mery tertera di layarnya.
"Rena sayang ... bisa temui Tante di Café Ambasador?" Suara Mery terdengar lantang dari sebrang telepon.
"Oh ... bisa Tante, kebetulan Rena baru selesai ini,” balasnya cepat.
"Oke ... Tante tunggu ya sayang.”
