"Enggak sama Pak Syam, Mas?" Rena memulai pembicaraan karena sudah lima belas menit semenjak memasuki mobil, mereka tidak bersuara bahkan sang Presdir tampan meliriknya pun tidak. Ketika Rena masuk ke dalam mobil tadi pun tatapan Andra hanya fokus pada satu titik di depannya jadi Rena segan menyapa. Rena merasa seperti manusia tak kasat mata bila berada di samping Andra, karena pria dingin itu hanya menjawab pertanyaannya dengan gelengan kepala sementara mata pria itu tetap fokus pada jalanan di depan. "Terimakasih bunganya, Mas … tapi enggak usah kirim bunga lagi ya, Mas ... tadi heboh sekantor, dan lagi buang-buang uang aja karena lama-lama bunganya akan layu," ujar Rena sembari tersenyum ramah menatap Andra. Andra hanya menoleh menatap Rena sebentar sebagai respon tanpa berkomen