Calon Istri Andra

821 Kata
Setelah menurunkan Rena di pinggir jalan, Ricko bergegas kembali ke kantor untuk melaporkan hasil pertemuannya tadi dengan om Bimo dan Rena kepada Andra. Sepanjang jalan bibirnya seperti lupa bagaimana caranya berhenti tersenyum. Ricko yakin Rena bisa meluluhkan hati Andra karena sesungguhnya Rena adalah wanita tipe Andra. Tidak matrelialistis dan merupakan seorang perempuan mandiri yang tangguh "Lo akan jatuh sejatuh jatuhnya dalam pesona Rena, Ndra! Gue enggak sabar ngeliat lo bahagia dan udah waktunya lo bahagia!" Ricko membatin. Selang berapa lama Ricko tiba di kantor, langkahnya menderap tidak sabaran menuju ruangan Andra. "Done ya Bro!! Rena udah menandatangani Kontraknya, dia juga enggak banyak permintaan atau pertanyaan, hanya satu permintaannya yaitu masih diperbolehkan bekerja selama menikah, katanya dia enggak mau menjadi pengangguran setelah bercerai nanti karena harus menghidupi keluarganya ….” Ricko menjeda kalimatnya untuk menarik nafas, dia terlalu bersemangat. “Kayanya Rena udah pasrah dengan seratus Juta yang lo transfer untuk operasi Bapak kemarin," sambung Ricko berujar kemudian. Pria itu kini duduk di single sofa yang berada di tengah ruangan Andra. Andra sempat membatu mendengar penjelasan Ricko tentang Rena yang meminta masih diperbolehkan tetap bekerja karena tidak ingin menjadi pengangguran setelah bercerai. "Belum juga menikah tapi perempuan itu udah enggak sabar ingin bercerai." Andra misuh-misuh di dalam hati. Tapi seperti biasa, Andra menampilkan dengan sempurna ekspresi datarnya seolah tidak peduli akan permintaan Rena serta alasan perempuan itu. Mata Andra fokus pada MacBook di depannya dan itu tidak membuat Ricko berhenti berceloteh menceritakan tentang pertemuan tadi. "Selamat Bro, sekarang lo udah punya calon istri." Ricko berujar dengan tampang jumawa lantaran merasa bangga pada dirinya sendiri yang telah menjadi penyelamat atas kebutuhan Andra dan Rena. "Tadi juga gue udah minta Rena untuk datang ke Café Milan sepulang kerja, kita bicarakan detail mengenai sandiwara ini kedepannya, gue udah urus semua, lo tinggal nurut aja sama gue ya!" Ricko mengakhiri kalimatnya dengan tertawa puas sekali. Entah kenapa, Andra yang akan menikah tapi Ricko yang merasa bahagia Sesungguhnya itu adalah naruliah dari seorang sahabat sejati, yang akan bahagia bila melihat sahabatnya bahagia. Andra hanya melirikan matanya sebagai respon, tanpa dia sadari kalau ada sedikit senyum di bibirnya. Ricko sangat berjasa besar dalam hidup Andra, sang Presdir tampan tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya bila tidak ada Ricko. Selama ini Ricko selalu ada dalam setiap suka dan duka juga selalu bisa membereskan semua masalahnya. Tok... Tok... Tok Pandangan kedua pria tampan di dalam ruangan itu sontak mengarah ke pintu. Ceklek... Om Salim masuk ke ruangan Andra dengan tergopoh menggunakan tongkatnya. "Om Salim?" sapa Andra, ekspresi wajahnya tampak terkejut. "Apakabar Om? Kapan Pulang?" tanya Ricko sambil menyalami Om Salim. "Baik ... Om baru pulang dari London kemarin sore," jawab om Salim lantas duduk di sofa. Om Salim baru pulang dari London untuk mengecek perkembangan bisnisnya di sana. Karena itu Andra dan Ricko yang mengantar tante Merry ke Rumah sakit pada saat Tante Merry mengalami pusing karena tekanan darah rendahnya kambuh kemarin sampai akhirnya semesta mempertemukan mereka dengan Rena yang membuat Kawin Kontrak ide Ricko menjadi nyata. "Ada apa Om kesini? kalau Om ada perlu biar Andra yang datang ke kantor Om!" Andra bicara dengan nada rendah dan sopan. Dia masih merasa bersalah karena membentak om Salim pada makan malam minggu lalu. "Om kesini mau minta maaf karena telah berani mengatur hidup kamu, memaksa kamu untuk segera menikah … Om hanya ingin yang terbaik untuk kamu saja," tutur Om Salim menatap Andra nanar. "Om enggak perlu khawatir, sekarang Andra udah punya calon istri," celetuk Ricko membuat om Salim tercenung sejenak. "Apa betul Ricko? Benarkah Andra? secepat itu kamu bisa jatuh cinta?" Om Salim sanksi. "Sebetulnya udah lama Andra tau dia Om, dia sering kesini untuk membantu Andra mengenai masalah perbankan, dia pegawai di Bank BUMN, perempuan yang baik, dan sopan ... Om dan Tante pasti suka," tutur Andra setengah berbohong, berusaha meyakinkan om Salim karena dengan status pria dingin yang melekat pada dirinya selama tujuh tahun ini, semua orang tidak akan langsung percaya bila dia tiba-tiba mempunyai pacar apa lagi akan menikah. "Kalau begitu ajak dia makan malam di rumah Om hari sabtu ini ya? Om ingin sekali mengenal calon istri mu!" Om Salim tampak antusias, dia senang sekali mendengar sang keponakan akan menikah. "Oke Om Salim,laksanakan!" seru Ricko mengambil sikap hormat seperti seorang tentara. Sedangkan Andra hanya menganggukan kepala dan mengulas senyum tipis sebagai jawaban. "Cantik enggak orangnya?" bisik Om Salim sambil mengangkat kedua alisnya berkali-kali. "Cantik donk Om, matanya bulat, bulu matanya lentik kaya barbie, idungnya enggak mancung tapi proporsional, bibirnya tipis, garis wajahnya lembut … tubuhnya enggak terlalu tinggi tapi enggak pendek juga, rambutnya hitam legam, dia juga bukan cewek matre dan termasuk wanita mandiri, percis seperti wanita tipe Andra, Om" Ricko menjelaskan ciri-ciri Rena secara detail, bahkan Andra sendiri sampai ternganga mendengar penjelasan serinci itu yang bahkan ia pun belum menyadari semua ciri tersebut ada pada gadis yang akan menjadi istrinya. "Oke ... oke cukup!" Om Salim tergelak. "Nanti enggak surprise lagi,” imbuh om Salim kemudian.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN