Berat Meninggalkan Andra

1425 Kata

“Mau kemana?” suara bariton sexy yang kini terdengar parau karena baru bangun tidur, mengejutkan Rena. Padahal sudah sangat pelan memindahkan tangan kekar yang melingkar di pinggangnya tapi pria itu masih saja terusik. “Mau ke kantor Mas, banyak yang harus aku urusin,” jawab Rena sambil mengelus lembut rahang tegas yang sudah ditumbuhi bulu itu. “Mas anter ya,” usul sang suami. “Mas ‘kan harus kerja.” Andra menggelengkan kepala dengan mata terpejam sebagai balasan. “Apa? Dia mau bolos lagi?” Rena membatin, menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Gimana kalau Mas jemput pulangnya aja? Jadi pagi ini Mas bisa ke kantor dulu.” Rena memberi ide karena khawatir perusahaan suaminya akan bangkrut bila terus-terusan membolos. Andra membuka mata, menatap dalam mata dengan bulu mata lentik mil

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN