Andra yang duduk menghadap pintu seketika terbelalak saat netranya dengan netra Rena bertemu bertepatan ketika Rena membuka pintu ruangan pria itu. Dengan kasar sang Presdir tampan melepaskan pagutan, matanya masih membulat sempurna ketika bangkit dari sofa membuat wanita di atas pangkuannya nyaris tersungkur. Pria itu dengan cepat menarik langkah menghampiri istrinya yang membatu di ambang pintu. Rena bisa melihat senyum puas dan melecehkan dari wanita yang kini sedang merapihkan pakaiannya yang sebenarnya terlihat masih rapih. Lutut Rena melemas, masih jelas dalam ingatannya ketika tadi malam Andra menciumnya mesra. Dan sekarang dia harus melihat bibir itu terpagut dengan bibir wanita lain. Hatinya tersakiti, ada marah, kecewa bercampur menjadi satu. Ingin menangis sejadi-jadinya,