Setelah sampai di rumah, Andra masih berusaha menghubungi Rena. Perasaan bersalah semakin bercokol di hatinya. Isi kepalanya mulai berteriak menyalahkan dirinya sendiri, hanya masalah pil penunda kehamilan saja sampai harus mengabaikan wanita yang begitu dicintainya. “Hallo…,” terdengar suara lirih sang istri yang begitu lemah dari balik sambungan telepon. Panggilan teleponnya tersambung, Andra sempat menegang lalu beberapa detik kemudian tersadar dan memberondong Rena dengan berbagai pertanyaan. “Kamu kemana aja? Kenapa hanphonenya mati? Kamu tau mas khawatir, beberapa hari ini Mas hubungin kamu … Kamu sakit? Sakit apa?” sekesal apapun pria itu yang begitu kesulitan menghubungi sang istri kini sirna karena perasaannya lega setelah mendengar suara Rena. "Enggak … aku enggak melakukan