Setelah mematikan sambungan telepon, Andra beranjak pergi dari club tersebut untuk kembali ke hotel yang berada dalam satu gedung dengan club. Dengan langkah panjang Andra bergegas menuju kamar untuk membereskan barang-barangnya karena sekarang juga dia harus menemui Rena. Tidak lupa Andra menghubungi Santi yang ketika itu sudah kembali ke kamar, tidak mengikuti pesta perayaan di club tadi. “Hallo Pak?” Suara Santi terdengar parau sepertinya baru saja dipaksa bangun dari mimpi indanya. “Siapkan pesawat menuju Batam, sekarang juga!!!” Andra berseru lantang. Tanpa menunggu Santi merespon ucapannya, pria itu mengakhiri panggilan telepon. Ting… Tong…. Bel kamar Presidential Suite di mana Andra sedang merapikan barangnya, berbunyi nyaring. Andra berdecak kesal, sedang buru-buru seper