Di dalam sebuah ruangan yang gelap dan hanya diterangi oleh cahaya lampu yang temaram, Mr. Fredrinn terlihat duduk termenung di Bali meja kayu besar yang sudah selalu menjadi saksi bisu dalam perjalanan hidupnya hingga sampai saat ini. Ruangan yang sepi dan sunyi itu, terus saja dipenuhi oleh bayang-bayang gelap yang mencerminkan hatinya yang suram dan sepi. Malam semakin larut, tapi pria tua itu seakan tak bisa beristirahat dengan tenang. Pikirannya masih terus terjaga, memikirkan segala macam hal yang terjadi di dalam hidupnya. Mr. Fredrinn seakan terperangkap dalam sebuah kenangan hitam yang selalu saja kembali menghantuinya. Sebuah kenangan yang benar-benar menyakiti hati dan jiwanya, dimana menjadi momen kehilangan terbesar di dalam hidupnya. Di sudut ruangan, terpampang sebuah bing