Bab 33

1330 Kata

Viola melangkah masuk ke rumah mewah itu, lantai marmer mengkilap menyambut langkah kakinya. Aroma bunga segar dari vas besar di sudut foyer menyelimuti udara, dan dinding-dinding putih dengan lukisan klasik tetap berdiri elegan seperti terakhir kali ia pulang. Tapi hati Viola terasa asing. Seperti pengunjung, bukan putri dari rumah ini. “Viola?” suara ibunya, Rihana, terdengar dari ruang duduk. Viola menoleh. Wanita anggun itu berdiri dengan segelas teh hangat di tangan, rambutnya tersanggul rapi seperti biasa, gaun mahal berwarna lembut membungkus tubuh rampingnya. Di sebelahnya, Kevin—ayah Viola—menurunkan koran yang tadi ia baca, matanya memandangi Viola dari balik kacamata bulat berbingkai emas. “Kau pulang,” ujar Rihana, suaranya tenang namun mengandung nada tanya yang halus. Vio

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN