Bab 39

2118 Kata

Hari itu, suasana di ruang kerja Mario Ardani begitu tenang. Viola baru saja keluar setelah memberikan laporan keuangan mingguan, dan Mario masih menatap laptopnya dengan senyum tipis, mengingat senyum Viola beberapa menit lalu. Gadis itu memang bisa membuat pikirannya kacau hanya dengan satu tatapan. Namun ketenangan itu tak berlangsung lama. BRAK! Pintu ruangannya tiba-tiba terbuka lebar dengan dentuman keras. Dua pria tinggi besar masuk seenaknya tanpa mengetuk, wajah mereka memancarkan ekspresi kesal, kecewa, dan penuh keingintahuan yang meledak-ledak. “SIALLLL! Jadi bener, ya?!” teriak Arsen sambil menunjuk Mario. Jack, yang berdiri di sampingnya, melipat tangan di d**a. “Kau pacaran sama si kelinci nakal itu dan enggak bilang ke kita?! Serius, bro?” Mario nyaris tersedak kopiny

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN