Bab 22

1339 Kata

Malam itu sunyi. Bulan menyinari kamar Viola dengan cahaya keperakan. Mario berdiri di ambang pintu, bayangannya memanjang di lantai. Dia menatap Viola yang terlelap di ranjangnya. Senyum licik terukir di bibirnya. Perlahan, Mario melangkah masuk. Setiap langkahnya diatur agar tidak menimbulkan suara. Jantungnya berdebar kencang, campuran antara rasa takut dan nafsu yang membara. Dia sudah lama mengincar Viola, dan malam ini adalah kesempatan emasnya. Dia mendekat ke ranjang Viola. Gadis itu tampak begitu polos dan rapuh dalam tidurnya. Rambutnya terurai di bantal, wajahnya damai tanpa beban. Mario membungkuk, menghirup aroma tubuh Viola yang manis dan memabukkan. Tangannya terulur, gemetar saat menyentuh kancing piyama Viola. Dengan gerakan pelan namun pasti, dia membuka satu per satu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN