Matahari telah beranjak condong ke barat ketika Mario melajukan mobilnya ke arah pinggiran kota. Viola yang duduk di sebelahnya masih memandangi pemandangan di luar jendela dengan pikiran yang menggantung. Perutnya masih hangat karena makan siang yang menyenangkan, dan dadanya terasa aneh, campuran antara nyaman dan gugup. Ia melirik Mario yang menyetir dengan satu tangan, sementara tangan lainnya bertumpu santai di pangkuannya. Ketika mobil berbelok ke jalan kecil yang mulai dipenuhi pohon-pohon besar dan rindang, Viola mengernyit. “Ini… bukan jalan pulang, kan?” tanyanya pelan. Mario hanya tersenyum sekilas. “Sabar, kamu lihat saja nanti.” Viola memutar bola matanya, tapi diam-diam ia menikmati kebersamaan ini. Tak lama kemudian, mereka sampai di sebuah taman kecil di antara dua blok