Mario menendang pintu apartemen Viola dengan keras, suara benturan yang menggema membuat seluruh ruangan seketika sunyi. Viola yang sedang duduk santai di sofa, menatap tajam ke arah pintu yang baru saja terbuka dengan kasar. Tatapan mereka bertemu, mata yang menyiratkan ketegangan dan kemarahan yang membara. Mario melangkah masuk, setiap langkahnya mantap dan penuh tekanan, mendekati Viola yang tak bergeming. Dalam satu gerakan cepat, Mario meraih rambut Viola dari belakang, menariknya kasar hingga gadis itu menahan sakit, menengadahkan wajahnya yang penuh perlawanan. “Kau pikir ini main-main? Aku tidak suka kau bermain-main denganku,” suara Mario rendah, nyaris seperti mengancam. Viola mengerang pelan tapi tetap menahan tatapan penuh tantangan, matanya menyala penuh keberanian meski r