Hari itu, Viola duduk di bangku taman, tubuhnya bersandar lemas pada sandaran kayu, tatapannya kosong menatap kolam kecil di depannya. Hembusan angin membawa aroma tanah dan rumput yang baru disiram, tapi tidak cukup menenangkan pikirannya. Dia terlalu lelah. Lelah dengan hidup yang seperti sirkus, penuh aturan yang dibuat Mario, penuh tekanan, dan terlalu jauh dari hidup yang ia inginkan. Ia tidak masuk ke kantor hari ini. Ia mengabaikan panggilan dari Mario. Ia mengabaikan ancaman yang menyesaki kotak pesannya. Semua itu tidak penting saat ini. Hari ini, Viola butuh ketenangan. Butuh berpikir. Butuh merasa bahwa dirinya masih punya kendali atas hidupnya sendiri. Dari balik kacamata hitamnya, ia melirik ke bangku seberang. Seorang pria duduk di sana sendirian. Penampilannya begitu rapi.