Setelah berbagai konflik yang telah menyesakkan d**a dan membuat air mata tercurah berkali-kali, pagi itu datang dengan langit cerah yang tidak biasa. Di rumah besar keluarga Yarsani, suasana sudah ramai sejak fajar menyingsing. Para pekerja dekorasi sibuk menggantung tirai putih dan untaian melati di halaman belakang yang akan menjadi tempat prosesi pernikahan. Viola duduk di hadapan cermin panjang di kamar lamanya, mengenakan gaun putih sederhana yang elegan. Raut wajahnya masih tampak sedikit lelah, tetapi sorot matanya penuh keyakinan. Luka akibat racun yang sempat membuat tubuhnya lemah kini sudah pulih sepenuhnya. Dia tidak sendiri. Sang Mama terus berada di sampingnya, memegang tangannya dan sesekali menyeka air mata haru. "Sudah cukup kau menderita, sayang. Hari ini... kau akan m
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari