Sial ... Devon mengumpat lirih saat matanya menatap layar ponsel yang tertera nama Denzel . Kenapa juga Denzel harus mengganggu aktifitasnya. Padahal sedikit lagi Devon hampir saja terlepas karena tak bisa menahan diri lagi saat melihat Devi. Kerinduan yang membuncah ingin segera ia tuntaskan sirna sudah karena ulah Denzel yang menelpon nya disaat yang tidak tepat. Devon melangkah keluar dari dalam dapur, meninggalkan Devi yang masih terdiam mematung di posisinya. " Halo," dengan nada sedikit tidak suka, Devon menyapa Denzel saat panggilan itu tersambung . " Kau dimana ?" " Aku sedang ada sedikit urusan . Ada apa ?" "Urusan apa ?" "Apakah semua urusanku kau harus tahu Denz...! " Denzel terdengar tertawa sinis. " Oh... jadi begitu sekarang . Kau ini benar- benar telah berubah, Dev.