bc

Kenikmatan Bersama HOT DADDY MAFIA

book_age18+
25
IKUTI
1K
BACA
dark
forbidden
love-triangle
family
HE
age gap
friends to lovers
kickass heroine
stepfather
mafia
heir/heiress
drama
sweet
bxg
city
cruel
like
intro-logo
Uraian

Warning 21+

"Daddy, aku bersedia menggantikan tugas mommy di atas ranjang kalau Daddy menginginkannya. Lagian aku 'kan bukan anak kandungmu Daddy, " goda Vania seraya meraba otot kotak-kotak milik Arthur dengan menggunakan jemari lentiknya. Arthur menangkap tangan Vania lalu membalik tubuh gadis itu dan mendorongnya hingga menghimpit ke dinding kaca rumah mereka.

David mendekatkan wajahnya di telinga gadis itu dan berbisik, " Apa kamu bisa lebih baik dari Mommy mu? selama ini tidak ada wanita lain yang bisa memuaskan aku di atas ranjang selain dirinya."

"Sure Daddy, aku jamin kamu pasti ketagihan," jawab Vania dengan nafas memburu merasakan aliran darahnya mengalir lebih cepat memacu adrenalinnya. Dia pun segera berbalik dan memagut bibirnya Arthur dengan rakus.

.

.

.

Arthur William Xavier (42 tahun) adalah seorang Mafia klan Black Fangs yang menyamar menjadi CEO demi mendapatkan ketenangan hidup setelah kematian ibunya. Dia menikah dengan Rebecca Montana (40 tahun) dan hidup bahagia bersamanya. Namun selama 10 tahun pernikahan mereka, mereka belum dikarunia seorang anak

Mereka memutuskan mengadopsi seorang anak bernama Vania Bennet berusia 18 tahun. Vania mengingatkan Arthur pada mendiang ibunya yang sudah meninggal, maka dari itu Arthur mau mengadopsinya. Siapa sangka, ternyata Vania bukanlah gadis remaja berumur 18 tahun melainkan wanita dewasa yang sudah berumur 24. Vania ditugaskan untuk menghancurkan rumah tangga Arthur dan Rebecca.

Di tengah misinya, Vania Bennet kembali bertemu dengan mantan kekasihnya James Wang (30 tahun) yang sudah meninggalkan dirinya setahun lalu demi menikahi wanita lain. James Wang menjadi guru di sekolahnya Vania. Hal itu membuat Vania ketar-ketir dan takut kedoknya akan terbongkar.

chap-preview
Pratinjau gratis
Ah Daddy, Aku Tak Tahan!
Sepasang suami istri mendatangi sebuah panti asuhan untuk mengadopsi seorang anak. Mereka adalah Arthur William Xavier dan istrinya Rebecca Montana. Alasan mereka memutuskan untuk mengadopsi seorang anak karena rahim Rebecca sudah diangkat akibat penyakit kista yang diidapnya beberapa tahun lalu. Mereka mencari anak yang masih berusia kanak-kanak mulai dari umur 6 tahun sampai 12 tahun untuk mereka adopsi di panti asuhan itu. Di depan mereka sudah ada beberapa anak yang sudah berbaris sejajar dengan mengenakan pakaian yang rapi. "Ini anak-anaknya tuan Arthur dan nyonya Rebecca. Mereka adalah anak-anak yang baik, penurut, dan memiliki prestasi akademis yang baik di sekolah, " ucap Rossa, pengurus panti asuhan ini. Rebecca tampak tertarik dengan gadis kecil berambut blonde yang sama seperti dirinya. Belum sempat dia menjatuhkan pilihannya, tiba-tiba saja terdengar suara derap langkah kaki mendekat ke arah mereka. Mereka semua menoleh dan melihat seorang gadis cantik berpakaian lusuh dan memiliki netra kecoklatan yang indah. Rambutnya berwarna dark brown berantakan dan menjuntai sampai ke pinggangnya. Kulitnya juga putih merona terlihat dari pipi dan tangannya yang sedikit memerah. Anak-anak panti yang lain tampak tak suka saat melihat kehadirannya. Begitu juga dengan Rossa, si pengurus panti ini. Wajahnya mendadak berubah saat melihat gadis itu. "Vania, kenapa kamu datang kemari? sekarang cepat masuk ke dalam kamarmu! " perintah Rossa dengan wajah sinis. Vania menatap Arthur dan Rebecca." Aku juga ingin ikut seleksi. " Rossa hampir naik pitam dan segera menarik tangan Vania untuk ikut bersamanya. " Tidak bisa! kamu itu sudah berumur 18 tahun! kamu tidak bisa ikut seleksi ini. Ayo masuk ke dalam kamarmu! " Arthur tampak terkejut saat mengetahui gadis itu masih berumur 18 tahun, karena tubuhnya termasuk kecil dan mungil mungkin hanya 150 cm saja. Rata-rata anak seusianya memiliki tinggi 170cm ke atas. Sebelum Rossa menyeretnya masuk ke dalam kamar, Arthur dengan cepat menghentikannya. "Tunggu, biarkan dia ikut seleksi ini. " Rebecca tak menyangka suaminya yang pendiam kini berani untuk bersuara. Dia merasa tak setuju karena niat awal mereka adalah ingin mengadopsi anak-anak, bukan mengadopsi gadis remaja. Rossa tak punya pilihan lain dan melepaskan genggaman tangannya pada Vania. Vania ikut berbaris bersama anak-anak yang lainnya untuk mengikuti seleksi ini. "Sayang, apa yang kamu lakukan? kita sudah sepakat bahwa akan mengadopsi anak berumur 6 sampai 12 tahun. Kenapa kamu malah memperbolehkan gadis itu itu untuk ikut seleksi? " bisik Rebecca menyampaikan rasa keberatannya. "Tidak apa-apa, lagian belum tentu dia yang kamu mau 'kan? sekarang ayo kita lihat mereka satu persatu, " Arthur mengajak Rebecca untuk berkenalan dengan anak-anak itu satu-persatu. Anak-anak itu memperkenalkan diri mereka masing-masing dan menyebutkan apa saja kelebihan yang mereka miliki agar dipilih oleh calon orang tua asuh mereka. Sampai akhirnya tiba di giliran terakhir mereka berhenti di depan Vania. "Perkenalkan nama saya Vania Bennet,umur saya 18 tahun. Saya tidak memiliki kemampuan yang istimewa, tapi saya bisa membantu kalian berberes-beres rumah dan memasak makanan yang enak, " ucap Vania dengan santai. Arthur terpaku saat melihat bekas goresan di pergelangan tangannya Vania. Bukan hanya satu goresan, tapi banyak sekali goresan yang sudah berbekas disana. Hal itu mengingatkan dirinya pada mendiang mamanya yang mengalami depresi dan sering melakukan tindakan bunuh diri dengan menyayat pergelangan tangannya berkali-kali. Meskipun sudah beberapa kali bisa diselamatkan, mendiang mamanya akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya karena melompat dari atas balkon rumah. "Aku memilih gadis ini untuk menjadi anak angkat kami, " ucap Arthur secara sepihak memberikan keputusannya tanpa berunding dulu bersama istrinya, Rebecca. "Sayang?" Rebecca ingin menyampaikan keberatannya, tapi jika Arthur sudah memberikan keputusan maka keputusan itu tidak bisa diganggu gugat lagi. Hari itu juga mereka membawa Vania pulang ke rumah mereka. Tidak ada yang berbicara sama sekali terutama Rebecca. Matanya terus menatap ke luar jendela karena kecewa dengan keputusan suaminya. Sesampainya di rumah, Vania turun dari mobil mewah yang dikendarainya sambil menenteng tas ransel yang berisi baju dan barang-barang miliknya. Matanya berbinar saat melihat rumah mewah berlantai 3 yang berdiri kokoh di depannya. Rebecca dan Arthur juga keluar dari mobil mereka. Rebecca melangkah cepat ke arah rumahnya mendahului Arthur dan Vania. Arthur tau bahwa Rebecca tidak menyetujui keputusannya, namun dia yakin Rebecca akan menerima kehadiran Vania sebagai anak mereka. "Daddy, apa Mommy tidak menyukai aku? " tanya Vania sedih. Arthur merangkul Vania dan tersenyum lembut. " Mommy mu hanya kurang enak badan makanya dia lebih dulu masuk ke dalam rumah. Ayo kita masuk, akan Daddy tunjukkan dimana kamarmu. " Arthur membawa Vania masuk ke dalam rumah mewahnya. Vania menatap sekeliling rumah itu dengan mata berbinar-binar karena tak menyangka akan tinggal di rumah semewah ini. Arthur membuka pintu kamar dan mempersilahkan Vania untuk masuk ke dalam. Vania masuk ke dalam kamar itu bersama Arthur. Kamarnya sangat luas dan memiliki banyak perabotan di dalamnya. Ada juga balkon kamar yang menghadap langsung ke arah hutan pinus dan sebuah danau yang cukup besar. "Ini adalah kamarmu sekarang, semoga kamu betah tinggal disini. Sebentar lagi kepala pelayan akan datang untuk memberikanmu banyak pakaian. Daddy sudah memerintahkan seseorang untuk membeli pakaian dan barang-barang untukmu." "Terima kasih ya Daddy, Daddy sangat baik sekali, " tiba-tiba saja Vania mencium pipi Arthur sekilas. Arthur merasa agak canggung, namun dia tidak berpikir macam-macam karena menganggap ciuman ini adalah ciuman antara orang tua dan anak. "Iya sama-sama sayang, sekarang beristirahatlah. Daddy keluar dulu. " "Iya Daddy. " Arthur keluar dari kamarnya Vania lalu bergegas menemui Rebecca di kamar mereka. Pasti Rebecca sangat kecewa dengan keputusannya mengadopsi Vania. Rebecca terlihat berdiri di depan balkon membelakangi dirinya. Arthur memeluk tubuh Rebecca dari belakang dan mencium pundak mulusnya yang terbuka. "Kenapa kamu mengadopsi anak itu? " tanya Rebecca cemburu karena suaminya malah mengadopsi anak remaja yang lebih cantik darinya. "Sorry, saat melihat goresan di tangan anak itu mengingatkan aku pada mendiang mommy ku... " Arthur memiliki masa lalu yang kelam, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri saat mommy nya terjatuh dari balkon dan meninggal dalam keadaan yang mengenaskan. Sayangnya dia tidak dapat menyelamatkannya. Kecemburuan Rebecca langsung sirna. Dia berbalik menghadap Arthur dengan tatapan iba. "Jadi itu alasanmu memilih gadis itu, aku pikir kamu... " "Aku hanya mencintai kamu Rebecca. Selamanya sampai maut memisahkan kita, aku akan selalu mencintaimu, " Arthur melumat bibir Rebecca dengan begitu intens. Tanpa mereka sadari seseorang memperhatikan mereka dari kejauhan. *** "Ahhh yes baby, lebih keras lagi! " Rebecca mengerang nikmat saat Arthur memompa miliknya dari belakang. Arthur menambah tempo hentakannya hingga membuat Rebecca kembali mengerang lebih keras dari sebelumnya tanpa menyadari bahwa ada seseorang yang sengaja mengintip aktivitas bercinta mereka dari balik cela pintu kamar yang sedikit terbuka. Vania diam-diam mengintip kedua orang tua angkatnya seraya meremas sebelah bukit kembar miliknya sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri milik Daddy Arthur yang besar keluar masuk begitu cepat ke dalam milik Mommy Rebecca. Miliknya dibawah sana sudah mulai berkedut-kedut. Dia menggigit bibirnya saat melihat Daddy Arthur menekan pinggulnya dalam-dalam ke inti tubuh mommy Rebecca seraya mengerang panjang sebagai pertanda jika pria itu telah mendapatkan pelepasannya. Daddy Arthur melepaskan penyatuannya hingga membuat lelehan benihnya keluar dari milik Mommy Rebecca, hati Vania berdebar-debar saat melihat pemandangan tersebut dan lebih gilanya lagi, meski sudah keluar pun milik Daddy Arthur masih tetap kuat dan berdiri dengan kokoh. "Arthur, cukup aku capek... ini sudah kedua kalinya kita melakukannya, " Rebecca tampak kelelahan melayani nafsunya Arthur. Usianya sudah tidak muda lagi dan hampir mendekati menopause .Hasrat bercintanya sudah tidak sebesar dulu saat dia masih muda. Namun Arthur berbeda, semakin tua usianya semakin besar hasratnya. Rebecca berusaha menyeimbangkannya tapi tetap saja dia merasa kewalahan. Arthur tampak kasihan melihat Rebecca kelelahan melayaninya, jadi dia tidak lagi memaksanya. " Maafkan aku, aku akan menuntaskannya sendiri di kamar mandi. " Arthur meninggalkan Rebecca yang masih telanjang bulat tanpa memakai busana apapun sendirian di atas ranjang lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk menuntaskan hasratnya yang belum selesai. Vania menelan ludahnya dengan susah payah. Dia merasakan aliran darah mengalir begitu deras ke seluruh tubuhnya dan memacu adrenalin di dalam dirinya. "Ah Daddy, aku sangat menginginkanmu menaungi tubuhku. Aku menginginkanmu memasuki diriku. Jika Mommy tidak bisa memuaskanmu, biarkan aku yang melakukannya, " batin Vania dengan gairah memuncak membakar hasratnya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
229.9K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
17.3K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
180.8K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
154.4K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
20.3K
bc

My Secret Little Wife

read
128.4K
bc

Ibu Susu Anak Dosen Duda

read
4.4K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook