“Ini beneran kamu yang masak semuanya, Din?” Reyhan menatap jejeran masakan Dinni di atas meja makan dengan tatapan tak percaya. “Lah, iya dong! Emang kalau buka aku siapa lagi yang masak? Penghuni villa ini? Pertanyaan kamu kok malah bikin kesel,” jawab Dinni sambil merengut. Reyhan tersenyum dan lekas memeluk Dinni dari belakang untuk membujuknya. “Maafin aku, ya! Sepertinya membuat kamu kesal memang sudah menjadi sebuah keahlian dan tidak bisa diubah lagi.” Dinni tetap mengambek dengan pipi yang membengkak. “Udah ayo buruan makan sana!” “Siap, Bos!” Reyhan melepaskan dekapannya dan langsung duduk manis di meja makan. “Aku ambilin nasi dan lauknya, ya,” ucap Dinni kemudian. Reyhan kembali meneliti masakan buatan Dinni satu persatu. Semua menu yang tersaji itu benar-benar terlihat