Waktu pun terus berlalu. Kurang lebih tiga hari lagi keluarga Reyhan akan datang untuk melamar Dinni. Segala proses menuju hari membahagiakan itu berjalan dengan mudah. Setelah pulang dari rumah Reyhan di hari itu, mereka berdua pun juga langsung menemui ibu Dinni. Awalnya Reyhan sedikit takut dan cemas. Karena memang sang ibu sebelumnya mengatakan bahwa dia baru memberi restu untuk berpacaran saja. Segala kejadian yang sudah menimpa Reyhan di masa lalu memang masih menyisakan trauma. Reyhan takut penolakan itu kembali dikemukakan oleh ibu Dinni. Namun syukurlah semua ketakutan itu tidak terjadi. Hari itu ibu Dinni tidak banyak berbicara dan hanya menyampaikan satu kalimat saja.
“Ya, Ibuk hanya bisa menuruti keinginan kalian saja.”
Jawaban itu sebenarnya cukup jelas dan lugas. Namun di
