“Membunuhmu?” Tanya Sandira. Wanita itu menggaruk ujung hidungnya sendiri, Sandira masih duduk dalam posisi siaga di depan Darwin. Darwin melambatkan kelopak matanya, pria itu melihat penyerbu sudah hampir tiba di dekat mereka berdua. Darwin kaget sekali beberapa di antara mereka sengaja membawa panah dan tombak seakan menganggap dirinya adalah binatang buruan. Satu dari prajurit mengarahkan mata panahnya, Darwin menatap ke mana arah mata panah tersebut. Dan mata panah itu sedang mengarah pada punggung Sandira. Darwin menelan ludahnya ketika Sandira menatap wajah pria tersebut dengan tatapan lekat-lekat. Semua goresan dan luka pada wajah Darwin terlihat sangat jelas sekali. “Kamu terlihat cemas sekali,” Sandira menyunggingkan seutas senyum sadis lalu menoleh menatap ke belakang punggung

