Di sisi lain, Zero memegangi lengannya yang terluka. Pria itu masih ingat dengan wanita yang menjebaknya dirinya hari ini. “Aku tidak percaya ternyata aku memiliki musuh lain di luar sana! Sangat menyebalkan sekali! Aku pikir selama ini hanya Derios dan Sandira yang menjadi musuh bebuyutanku!” gumam pria itu seraya berjalan pada gang sempit. Zero tidak memiliki tempat tinggal, sejak kembali pria itu tinggal di mana saja. Melihat sebuah bar kecil tidak jauh dari jalan yang dia lewati, Zero segera menarik daun pintu lalu masuk ke dalam. Seorang pelayan wanita paruh baya langsung menghampirinya begitu melihat pria itu duduk di salah satu kursi dalam bar kecil miliknya. “Tuan membutuhkan sesuatu?” Tanya wanita itu seraya menuang minuman ke dalam gelas lalu memberikannya pada pria ters

