Sein menuang kembali segelas darah untuk Sandira di atas meja, pria itu mendorong gelas tersebut ke arahnya. “Minumlah, kamu banyak membutuhkan ini sekarang.” Sein melihat wajah Sandira. Ekspresi dari wajah itu terlihat ragu, Sandira tidak bisa memberikan kepercayaannya pada Sein. Entah kenapa dia tidak ingin terlalu dekat dengan pria itu. “Kamu tidak percaya padaku? Aku akan meminumnya bersama denganmu.” Sein mengambil satu sloki lalu meneguknya tepat di depan mata Sandira. Melihat Sein baik-baik saja, Sandira segera meneguk darah dari dalam gelas tersebut. Perlahan dia merasa sedikit lebih baik dari sebelumnya. “Berikan aku lagi,” pintanya pada Sein. Pria itu mengukir senyum lalu mengambil dua botol darah dari dalam lemari pendingin yang ada di sisi ruangan. Sandira segera menua

