“Kenapa diam berarti membenarkan semuanya?” Naily akhirnya buka suara. Bukan, ini bukan karena dirinya terprovokasi. Ia hanya perlu memutus rantai pertanyaan agar secepatnya bisa terbebas dari sini. “Jujur, aku bingung kenapa harus berada dalam situasi begini. Ini sungguh membuatku tidak nyaman,” lanjut Naily. “Maaf, tapi bisakah kamu menjawab pertanyaan kami yang tadi, Naily?” “Pertanyaan kalian terlalu banyak sehingga membuatku bingung. Cuma asal kalian tahu, aku ini hanyalah asisten Pak Gavin yang bahkan saat ini jam kerjanya sudah habis. Jadi, aku tidak tahu di mana keberadaannya dan seandainya aku tahu pun … aku tidak berhak memberi tahu karena itu terkait privasinya.” Naily menambahkan, “Selain itu, pertanyaan-pertanyaan yang barusan kalian ajukan … sayangnya aku pun tidak bisa

