“Aku perhatikan dari tadi kamu sibuk dengan ponselmu. Sebenarnya kamu sedang membalas chat siapa?” tanya Gavin ingin tahu. Ia bertanya dengan suara pelan, tapi Naily yang berjalan di belakangnya dan mengikutinya bisa mendengarnya dengan jelas. Mereka baru saja keluar dari ruang meeting di kantor pusat DE. “Aku tahu ini bisa menjadi masalah untuk kita, tapi sekarang bukan waktunya untuk berdebat. Maaf kalau yang aku lakukan mungkin membuat Bos kesal,” jawab Naily sambil terus mengikuti Gavin. “Pria sialan itu lagi?” tebak Gavin masih berjalan tanpa menoleh. “Tapi kita udah sepakat buat saling percaya, kan, Bos? Seharusnya kita tidak perlu bertengkar gara-gara ini.” Gavin berhenti sehingga Naily pun melakukan hal yang sama. Pria itu menoleh pada asisten sekaligus pacarnya. “Mood-ku seda