DORR!!! DORRR!!! DORR!!! “Sean, buka pintunya!” teriak Vanilla sambil menggedor-gedor pintu kamar yang sedang ia tempati saat ini. Hening, tak ada sahutan dari Sean membuat Vanilla mendengus kesal. “SEAN!!” “Jangan habiskan tenagamu untuk berteriak seperti itu, Vanilla,” ucap Sean yang terdengar jelas di telinga Vanilla. Vanilla yakin Sean lagi berdiri tepat di depan pintu kamar ini. “Kalau begitu lepaskan aku!” “Maaf, aku tak bisa. Lebih baik kau istirahat saja dari pada berteriak seperti itu hanya akan menghabiskan tenagamu,” suruh Sean. “Kenapa kau menculikku, hah?!” seru Vanilla marah. Tuk... Tuk... Tuk... Bunyi derap langkah kaki menjauh terdengar membuat Vanilla melotot. Sean pergi?! Vanilla menghela napas frustasi. Sampai kapan ia akan terjebak di sini? Ia muak dengan ya

