Julian mendesah kemudian mengembalikan ponsel yang dipegangnya pada Hazel. Ia kembali mendudukkan dirinya di samping Hazel dan melihat luka di dahi pemuda itu sudah terbalut dengan kasa yang direkatkan plester. Agak berantakan. "Apa katanya?" tanya Hazel penasaran. "Dia bilang, orang tua Gilang mau ke sini," Julian mengembuskan napas berat. Ia merapat ke dekat Hazel dan menyandarkan berat badannya di sana. "Gue harus ngomong apa, ya?" "Nggak usah." Julian mendongak. Kebingungan. "Itu urusan orang tua, lo di sini aja." "Tapi, mereka harus tau masalah yang sebenernya, Zel." "Mereka udah tau, Ren pasti udah ngejelasin semuanya. Apalagi kasusnya hampir sama persis sama yang pernah dialamin Ren dulu, 'kan?" Julian menggeleng dan bersikeras. "Gue tetep harus ngejelasin dong. Biar mereka ju