Lemparan batu dari Hazel menghantam kuat permukaan tanah. Julian masih merasakan bagaimana tajamnya tatapan Hazel yang mengarah padanya. Julian tidak tahu harus merasa lega atau khawatir. Ia tahu kalau Hazel tidak akan mencelakai Gilang, ia tahu Hazel tidak akan sejahat itu. Namun tatapan itu— Tidak, jangan lagi. Ini kali kedua Julian melihat Hazel marah seperti ini. Julian merasa kalau mata Hazel serupa benda tajam yang bisa melubanginya kapan saja. Benar-benar menusuk. Tidak ada penjelasan lugas untuk siapa sebenarnya Hazel marah—untuk alasan apa? Apakah karena luka yang disebabkan oleh Gilang? Atau alasan yang lain? Mata Julian kini tertuju pada tetes darah yang mengalir dari luka Hazel. Terburu-buru Julian mengeluarkan saputangan tipis yang sering di bawanya ke mana pun. Ia bernia