Ana sedang menangis, ia memohon dengan wajah pnuh dengan air mata agar pria itu brhenti memukulnya. Saat si pria menjambak rambut Ana dengan sangat keras, terlihatringisan kesakitan dari bibir Ana. Mendorong tubuh Ana ke lantai, pria yang tak punya hati tersebut mulai ,elucuti akaiannya dan dengan kasar ia memaksa Ana untuk melayaninya. “Berhenti!” teriak Hans sekuat tenaga. Ia ingin maju melangkah meraih kerah bajingann itu dan memukulnya namun tangannya hanya mampu enggapai tanpa bisa menyentuh. “Sakit,” isak Ana, mebuat hati Hans teriris mendengarnya. Ia mengumpat. Sekeras mungkin Hans berusaha untuk menggapai si pria yng terus melakukan aksinya tanpa mempedulikan isakan tangis dan juga jerit kesakitan dari Ana. Sia-sia, nyatanya tangannya hanya menembus tubuh itu. Ia merasa tidak be