3. Pria Aneh

1734 Kata
Sepanjang jalan Joana merutuki nasib nya sendiri. Entah mengapa ia bisa bertemu dengan lelaki berhati iblis. Oh sungguh Joana yang malang. Sementara itu di lain tempat. Hans begitu emosi, ia mengumpat kesana kemari. Ia tidak terima jika ada seorang wanita yang berani menghina nya. Namun di lain sisi, ia mengagumi sosok gadis pengantar makanan tersebut. Hans terpana saat melihat rambut nya yang berwarna coklat, lurus dan lembut. Kulitnya yang putih dan halus bersih, membuat setiap kaum lelaki yang melihat ingin sekali menyentuhnya. Mata nya yang hitam pekat membuat orang terpana saat menatap matanya. Bibir ranum nya yang berwarna pink terlihat begitu kenyal dan seksi. Lekuk tubuh nya yang aduhai, membuat setiap kaum adam bertekuk lutut di hadapan nya. "Aaaakhh!! bagaimana bisa aku terpikat oleh pesona gadis murahaan itu?. Dari gelagat nya saja aku bisa melihat, kalau ia hanya seorang gadis murahaan yang suka tebar pesona dan suka menggaet lelaki kaya raya. Dasar jalaang sialaann!!." teriak Hans frustasi. Cukup puas joana berjalan sambil meratapi nasibnya yang malang. Sampailah ia di apartemen kecil milik nya. Selama ini Joana selalu menyimpan uang gaji nya. Joana tidak begitu menikmati hasil jerih payah nya. Baginya, ia dapat melunasi hutang ayah nya saja sudah sangat bahagia. Tapi kini ia telah kehilangan pekerjaan nya. Ia tidak tahu lagi harus bagaimana. Ia merasa kecewa pada diri nya sendiri karena tidak bisa diandalkan. Merasa lelah, Joana pun mandi dan tidur untuk menenangkan pikiran nya yang kusut. Pagi pun tiba. Joana yang merasa tidak ada kegiatan pun masih tetap bermalas-malasan di tempat tidur nya. Ponsel nya pun berbunyi dan memunculkan nomor asing. Joana mengernyitkan dahi nya tanpa menjawab telepon tersebut. Namun ponsel Joana terus saja berbunyi hingga Joana merasa kesal. Karena merasa penasaran, akhirnya ia pun mengangkat panggilan tersebut. "Halo ini siapa ya?." Sapa Joana dengan tenang dan sopan. "Hei gadis sialan!! apakah kau tidak merasa berhutang sesuatu kepada ku?." tanya seseorang pria di seberang telepon tersebut, tanpa menjawab pertanyaan dari Joana. "Maaf, aku rasa kau salah sambung. Aku tidak merasa mempunyai hutang kepada siapa pun." jawab Joana. "Setelah kau mengotori jas dan celana ku, kau menganggap dirimu tidak berhutang?." Seru Hans. Ya, pria yang menelpon Joana adalah Hans. "Ooh rupa nya kau si tuan berhati iblis!!. Setelah kau membuat aku kehilangan pekerjaan dan kau masih menuntut aku karena mengotori Jas dan celana mu?. Dimana otakmu tuan iblis? Bukankah kemarin pak Arif sudah menawarkan agar ia membersihkan jas dan celana mu?. Tapi kau dengan berlagak sombong nya menolak dan meminta pak Arif memecat ku. Jika kau merasa sudah pikun, biar aku ingat kan kau kembali. Aku tidak pernah merasa berhutang pada mu. Kau merampas pekerjaan ku dan aku anggap itu impas!. " Saat Joana hendak mematikan telfon itu, namun suara tawa di seberang sana membuat Joana merasa lebih kesal. "Hahahahaha.. kau pikir harga jas dan celana ku ini murah?. Sekalipun kau menjual tubuhmu, kau tidak akan mampu untuk mengganti nya. Apa kau tidak tahu siapa aku?. Jangan membuatku marah atau kau akan menyesal !! " Ancam Hans. "Hahahaha... kau pikir kau itu siapa haa? seenak nya mengancam ku. Kau dan aku sama-sama manusia biasa, mengenai siapa kau?, aku tidak tahu siapa kau dan sama sekali tidak ingin tahu siapa kau!! Paham?." jawab Joana tak mau kalah dari Hans. Joana mematikan sambungan telepon tersebut. Ia tidak habis pikir mengenai jalan pikir pria itu. Bagaimana bisa setelah ia membuat joana dipecat, sekarang malah meminta ganti rugi. "Entah bagaimana lelaki brengseek itu bisa menghubungi ku. Darimana ia mendapatkan nomor ponselku?." ucap Joana bermonolog sendiri. "Ahhh jelas pak Arif yang telah memberi nya nomor ponselku, sialan!!." imbuh Joana geram karena nomor ponselnya di ketahui oleh laki-laki yang di benci nya . Joana mengganti pakaian nya dan keluar mencari udara segar. Kejadian di telepon tadi membuat nya seketika menjadi pusing. Joana melangkahkan kaki nya ke sebuah taman yang agak jauh dari apartemen nya. Joana duduk di bangku sebuah taman, Lalu mengeluarkan buku novel dari dalam tas nya. Baru saja ia ingin membuka novel dan membaca nya. Tiba-tiba ia mendengar isakan tangis seorang anak kecil yang menangis. Joana berusaha mencari sumber suara tangisan anak kecil tersebut. Ia merasa suara nya tidak jauh dari tempat ia duduk. Menengok ke kanan dan kiri, Joana tidak menemukan siapapun disana. Yang terlihat hanyalah orang yang lalu lalang berjalan di sekitar taman. Saat menengok kebelakang, ia menemukan seorang anak kecil yang tengah berjongkok sambil menangis. "Rupa nya kau anak manis yang menangis. Hai cantik siapa namamu? Kenapa kau bisa ada disini? Dan kenapa kau menangis? dimana orang tuamu?." tanya Joana berusaha mendekatkan diri pada gadis kecil di depan nya. Namun anak itu hanya diam saja dan menatap joana dengan tatapan waspada. "Hei anak manis! kau tidak perlu takut, aku tidak akan menyakitimu, aku hanya bertanya padamu. Hmhh.. baiklah, apa kau mau coklat?. Aku punya coklat untuk mu, Apa kau mau?. Aku yakin kau tidak akan menangis dan takut lagi setelah makan coklat ini. Kenalkan, namaku Joana." imbuh Joana lalu mengulurkan tangan, sambil memberi coklat pada gadis kecil tersebut. Dan gadis kecil itu pun meraih tangan Joana dan menerima coklat tersebut. "Namaku Febby tante aku kesini sama Daddy. Tadi Daddy bilang ingin membeli minuman, tapi sampai sekarang Daddy tidak kembali lagi tante, Febby takut." kata Febby sambil merengek. "kau tidak perlu takut sayang, ada aku yang akan menjaga mu sampai daddy mu datang. Mmmm.. apa kau menyukai coklat nya?." tanya Joana berusaha menghilangkan rasa takut anak kecil tersebut. "Enak tante, Febby suka." jawab Febby. Setelah berbincang dan bergurau di taman tersebut selama 30 menit lama nya. Febby berlari dan berteriak memanggil seorang pria yang ia sebut dengan daddy. Joana sempat tertegun melihat sosok yang dipanggil daddy itu . Pria itu sangat sangat tampan. Hidungnya yang mancung, kulitnya yang putih bersih, rahang yang tegas dan tak lupa bibir nya yang seksi. Membuat Joana tidak berkedip barang sedetik pun. Lelaki itu pun merentangkan tangan nya menerima pelukan dari gadis kecil itu. "Maaf kan daddy sayang, daddy tidak bermaksud untuk meninggalkanmu sendiri disini. Tadi ban mobil daddy bocor, apa kau terluka? apa ada yang mengganggumu?." tanya seorang lelaki yang dipanggil daddy oleh Febby, putri kesayangan nya. Dan ia memeriksa tubuh putri nya, ada yang terluka atau tidak. Dan tak lupa kecupan manis di pipi gembul putri nya. "Febby tidak takut daddy, ada tante itu yang jagain Febby. Tante itu baik banget daddy, Febby tadi di kasih coklat sama tante itu, jadi Febby gak takut lagi daddy." kata Febby Sambil menunjuk dimana tempat Joana duduk, yang sedang memandangi mereka berdua dari kejauhan. Sungguh pemandangan yang menyejukkan mata sekaligus membuat Joana sedikit terharu. Joana mengagumi laki-laki itu yang begitu menyayangi putrinya. Febby dan sang daddy nya pun berjalan mendekati Joana. "Maaf telah merepotkanmu dengan menjaga putri kesayangan ku. Aku berterima kasih karena kau bersedia menemani putriku dan tidak membuatnya takut aku tinggal di sini sendiri." "Ahh, ya tidak apa-apa tuan. Saya senang bisa menemani putri tuan. Kebetulan saya sangat menyukai anak-anak. Apalagi Febby anak nya ceria, ia terlihat begitu menggemaskan saat di ajak berbincang dan bergurau." "Aahh.. perkenalkan namaku Leon Aditama. Panggil saja aku Leon. Sekali lagi terima kasih telah bersedia menjaga putri ku " ucap Leon seraya mengulurkan tangan nya. "Namaku Joana, dan kau tidak perlu sungkan tuan. Aku sangat senang dan tulus menjaga putrimu." jawab Joana seraya menjabat tangan Leon. "Baiklah.. oh ya apa aku boleh meminta nomor ponselmu?. Aku ingin mentraktirmu minum kopi sebagai rasa terima kasih ku pada mu. Aku akan menelponmu dan mengajakmu, tentu nya saat aku memiliki waktu yang senggang. Belakangan ini aku sangat sibuk. Tapi akan aku usahakan secepatnya menyelesaikan pekerjaan ku dan mengajakku minum kopi. Bagaimana, apakah boleh?." tanya Leon sambil memberikan ponsel nya. "Tentu saja boleh tuan." Lalu dengan sigap Joana mencatat nomor ponsel nya di ponsel lelaki yang baru saja berkenalan dengan nya. Tujuannya tidak lain hanyalah, ia berharap dapat bertemu kembali dengan putri kesayangan pria itu. Ya meski baru bertemu, tapi Joana bisa begitu menyayangi gadis cantik itu. Maklum lah Joana memang sosok yang penyayang apalagi terhadap anak kecil. "Baiklah terima kasih, kalau begitu aku permisi ingin mengantar putri ku pulang. Sampai ketemu lagi nanti." Ucap Leon berpamitan. Joana mengulas senyum mengantarkan gadis kecil yang hendak pulang bersama daddy nya. Leon dan putri nya pun akhir nya masuk kedalam mobil dan memutuskan untuk pergi mengantarkan putrinya pulang. Di dalam mobil pun Febby bertanya kepada sang daddy nya. "Daddy, apa Febby nanti bisa bertemu dengan tante Ana lagi? Febby suka dengan tante Ana daddy, tante Ana orang nya baik banget. Febby jadi pengen punya mommy kaya tante Ana." tanya Febby kepada daddy nya. Namun Leon malah terkejut dengan ungkapan dari putri nya itu. Selama ini, Febby tergolong anak yang sangat sulit didekati dan juga sangat pemilih. Tak jarang wanita yang di bawa ke rumah oleh Leon, justru malah di tolak mentah-mentah oleh putri kesayangan nya itu. Tapi kali ini tidak dengan gadis yang baru dijumpai nya tadi. Leon heran, bagaimana bisa putri nya itu menyukai seseorang yang baru saja ia temui. "Iya sayang, nanti daddy usahakan supaya kamu bisa ketemu lagi nanti dengan tante Ana. Oh iya, kenapa Febby panggil nya jadi tante Ana?." tanya Leon pada putri nya. "Febby lebih suka manggil nya tante Ana, Daddy. apakah salah Daddy?." tanya putri nya lagi. "Tidak sayang, justru malah terlihat lebih simpel manggil nya." jelas Leon lagi. Ayah dan anak itu pun mengakhiri percakapan nya, dan melajukan kendaraannya ke tengah jalan. Namun saat mobil yang ditumpangi Leon menghilang dari pandangan. Joana tidak sengaja melihat lelaki yang begitu ia benci sedang memperhatikannya dari seberang jalan. Entah apa yang ada di fikiran laki-laki itu. karena Joana merasa risih di perhatikan sedemikian rupa. Ia memutuskan untuk kembali ke apartemen nya. Sungguh ia sangat tidak ingin bertemu dengan lelaki yang membuatnya kehilangan pekerjaan nya. " Apa dia tidak ada pekerjaan? apakah sekarang dia berubah menjadi tukang penguntit? heeh menjijikan!! ternyata selain pandai menghina, dia juga pandai menguntit orang, memalukan!!." ucap Joana bergumam sendiri. Hans yang memang kebetulan melintas di sekitar taman tersebut pun merasa aneh. Entah sebuah kebetulan atau apa, dia bertemu kembali dengan gadis yang menghina nya kemarin. Hans diam di seberang jalan sambil memperhatikan Joana dengan senyum manis nya. " Wanita sialaan seperti dia bisa juga tersenyum manis. Ckkk apa yang kau pikirkan tentang gadis sialaan itu Hans!! menggelikan sekali." gumam Hans sendiri. Hans yang sadar kalau gadis itu melihat nya, akhir nya ia memutuskan untuk masuk kembali kedalam mobil nya dan memutuskan untuk kembali pulang ke mansion nya. " Dasar pria aneh!! ".
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN