Bian tersenyum simpul ketika Bena berucap. Teringat di benaknya saat tidak sengaja bertemu Harris di café depan. Harris seakan sedikit mengancam dirinya untuk tidak mendekati Agni. Padahal dia sudah sangat siap melakukan pendekatan terhadap Agni. Kini kehadiran Bena di hadapannya pun seakan menyempurnakan tertutupnya jalan untuk mendekati Agni. "Oh." Bian bergumam dengan senyum pahit di wajahnya. "Mau ketemu Agni?" "Ya, ada sesuatu yang pengen gue omongin ke dia. Sedikit salah paham saja." Bian menghela napas pendek. "Oke," ujarnya. Bena lalu bangkit dari duduknya menuju ke bagian depan toko sepatu Bian. "Bilang ke dia gue tunggu di luar," bisik Bena ke Bian. Bian mengangguk. Dilihatnya punggung Bena yang menjauh. Pertanyaan demi pertanyaan singgah di benaknya. Apalagi dia tahu Bena