Mendengar ucapan Agni Bu Mayang tergelak. "Bukan dia saja yang gelisah. Ibu juga amat sangat gelisah. Ibu berharap ini akan menjadi pernikahannya yang terakhir." Bu Mayang menghela nafas berat. "Pijat Ibu malam ini ya, Ni. Agak pegal-pegal badan Ibu. Terutama bagian leher," keluhnya sambil memegang lehernya. Agni mengiyakan. Agni dengan telaten memijat-mijat Bu Mayang di sebuah ruangan yang luas, kamar Bu Mayang. Ruangan di mana tempat Bu Mayang melepas lelahnya atau terkadang tempat dia mencurahkan isi hati tatkala tangan mungil Agni memijat perlahan tubuhnya yang mulai renta. "Eh, baru Ibu ingat. Tadi siang Harris nanyain kamu. Kamu suka nggak oleh-oleh dari Michelle?" tanya Bu Mayang. "Iya, suka dong, Bu." "Emangnya dia ngasih apaan?" "Idih, Ibu kepo ah." Agni menumpahkan sedik