Rania di Bawah Prabu

2518 Kata

Prabu terus mencium Rania. Ciuman yang awalnya sekadar reaksi kini berubah menjadi hasrat. Dalam sekejap, tubuh Rania berpindah posisi—terbaring di bawah Prabu, dengan napas tersengal di sela kecupan yang semakin dalam. Bibir Mereka bertemu dalam irama yang tak beraturan—lembut lalu menekan, pelan lalu menuntut. Bunyi kecipak samar terdengar, mengisi ruang hening dengan denting gairah yang sulit dibendung. Saliva mereka berpadu, menetes pelan dari sudut bibir yang tak sempat terjaga. Rania mendesah lirih di sela ciuman, tubuhnya melengkung dalam ketegangan dan kejut yang tak pernah ia rencanakan. Hingga akhirnya, Prabu melepaskan ciumannya. Dahi mereka bertemu. Napas saling bersahutan, hangat, memburu, tak tersusun rapi. Mata mereka bertemu—dan dalam sorot Prabu, ada sesuatu yang dalam.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN