Hari demi hari berlalu, membawa perubahan yang perlahan namun terasa dalam hubungan Rania dan Prabu. Tak ada lagi jarak emosional yang membeku di antara mereka. Prabu kini belajar membuka diri, menceritakan apa pun yang sedang ia hadapi dengan bahasa yang tenang dan terbuka. Bahkan kabar buruk pun disampaikan tanpa dramatisasi, cukup dengan kehadiran yang jujur. Rania sendiri masih sering sinis dan mudah tersulut, mungkin karena luka yang belum benar-benar pulih, atau... karena kehamilan mudanya yang baru memasuki minggu keenam. Perubahan hormon membuat emosinya lebih tajam, tapi Prabu tidak pernah mempermasalahkan itu. Baginya, itu bagian dari proses yang harus ia hadapi dengan penuh sabar, karena semua ini adalah akibat dari luka yang pernah ia ciptakan sendiri. Rania juga mulai kembal