Menahan Nafsu

2232 Kata

Untungnya, Papanya Rania tidak jadi marah besar—berkat kedatangan Daisy yang tak terduga namun disambut hangat. Bocah lima tahun itu duduk manis di sofa ruang tamu, mengenakan baju tidur bermotif bintang dan membawa tas kecil berisi baju cadangan, lengkap dengan boneka kelincinya yang ia peluk erat. Dengan suara ceria, Daisy bercerita, “Malem tu ujanna gede banet, jadi bobo hotel! Ma Ayah ma Buna peluk Sissy, telus ada jendela gede yang bisa lihat kota hujan. Aku nda takut, yah bilang Buna jagain Sissy.” Tyo dan Lestari saling pandang, senyum tipis mereka tertahan mendengar gaya bercerita bocah itu yang begitu jujur dan polos. Lestari mengusap rambut Daisy dengan penuh kasih, lalu berkata lembut, “Mulai sekarang, kamu boleh panggil Oma, ya.” “Opa juga, ya?” sahut Tyo tak mau kalah, memb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN