Ketidakpastian

1900 Kata

Prabu pulang ke apartemen dengan sedikit kegundahan hati. Di dalam pelukannya, Daisy terlelap damai, tubuh mungilnya hangat dan wangi sabun anak-anak, membuat pelukan itu semakin sulit dilepaskan. Begitu pintu terbuka, pelayan menyambut cepat dan membantu menurunkan Daisy dari gendongan Prabu. “Anggini udah pulang?” tanya Prabu pelan. “Katanya mau ke apart Mbak Arsita, Pak,” jawab pelayan. “Oh iya. Pastikan Daisy tidur nyaman,” ucap Prabu sebelum berjalan lurus ke kamarnya sendiri. Pintu kamar menutup perlahan. Gemericik air dari shower mengguyur tubuhnya, mengalir bersama dengan pikiran-pikiran yang tak juga tenang. Ucapan Tasha kembali terputar dalam kepalanya. “Pak, jangan langsung ajak pacaran atau lamar. Rania itu kadang nggak ngerti perasaannya sendiri. Bisa-bisa Bapak malah d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN