Bagaimana merengeknya Rania? Yaps, berisik. Sepulang dari mengambil cincin, di dalam mobil, di parkiran, di dapur, bahkan sampai di sofa ruang keluarga, dia terus saja mengguncang lengan Prabu dan mengulang-ulang permohonannya. “Aku janji gak bakal macam-macam. Janji gak peluk. Janji gak godain. Janji cuma nemenin Mas. Sumpah demi air berkat!” Prabu cuma geleng-geleng, sesekali membelai rambutnya dengan sabar. Tapi masalahnya bukan Prabu—masalahnya adalah Papa. Begitu sampai rumah, dengan mata berbinar-binar, Rania langsung menyerbu ruang kerja Tyo dan minta izin ikut ke Raja Ampat. Dia memohon, menciumi pipi Papanya, berjanji tidak akan tidur sekamar, tidak akan membuat keluarga malu, bahkan siap pergi dengan pengawal dan baju paling tertutup di dunia. Tapi tetap saja—jawabannya satu: