Dita punya firasat kalau Bram dan juga Ashley pasti bertengkar. Entah kenapa, ia merasa benar. Sejak selesai bersetubuh, tatapan Bram tak pernah benar-benar kembali padanya. Padahal suaminya itu tetap menyuapi Dita dengan lembut seperti biasa dengan tangan besar yang kini tak hanya mengisi piring tapi juga isi hati Dita setiap hari. Tapi di balik semua itu, ada yang melayang dari sorot matanya. Ada jarak yang tak terlihat, seperti ada dunia lain yang sedang dikunjunginya diam-diam. Malam sudah lewat pukul sembilan ketika mereka akhirnya makan. Meja panjang di lantai satu itu sepi, hanya suara sendok bertemu piring dan sesekali desah kecil Dita yang masih lelah setelah dihantam cinta di bawah senja. Bram tak banyak bicara, bahkan ketika Dita merengek manja meminta tambahan lauk. Sesuatu m