Ketika sore menjelang, langit Yogyakarta perlahan berubah warna. Gradasi jingga dan emas menyelimuti cakrawala, menyoroti dedaunan yang basah oleh hujan siang tadi. Mobil Bram dan Dita melaju tenang mengikuti kendaraan di depannya, mobil orangtua Bram yang dikemudikan oleh sopir keluarga, menuju kediaman Eyang Wireja yang terletak di daerah selatan, tak jauh dari kawasan pantai yang masih alami dan tenang. Di dalam kabin mobil, Dita bersandar di jok penumpang dengan tubuh setengah meringkuk. Angin dari AC mengalir lembut, menciptakan keteduhan yang pas, dan suara musik instrumental dari radio menjadi latar yang nyaris tak terdengar. Kelopak matanya mulai turun-naik, dan Bram yang melihatnya hanya mengulas senyum kecil. “Ngantuk?” tanya Bram pelan, satu tangan tetap di setir sementara tan