Mengambil Alih

2502 Kata

Bram segera mengambil selimut dan menyelimuti Dita, menutupi tubuh panas yang terus meliuk di atas seprai seperti bara yang belum padam. Nafasnya tercekat, tangan gemetar saat menyentuh kulit istrinya yang masih berkeringat dan merah seperti tersengat matahari. Ia menunduk, menatap wajah Dita yang setengah terpejam dengan bibir terbuka, dan mencoba mengendalikan diri. “Dita… sadarlah. Jangan biarkan ini dikendalikan nafsu. Aku tahu... kita pasti memakan atau meminum sesuatu yang—” Tapi kalimat itu tidak sempat selesai. Dita tiba-tiba membuka mata dan menarik selimutnya sendiri, melemparkan kain tipis itu ke lantai. Tangannya terulur cepat dan menggenggam pergelangan tangan Bram, lalu menariknya hingga tubuh Bram terjatuh ke atasnya. Untungnya, Bram sempat menahan dengan kedua tangannya,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN