"Gue gak peduli mau lo hubungan sama si b******n ini atau enggak, bukan urusan gue. Keluar dari sini!" teriak Tasha, suaranya melengking, menusuk udara pagi yang seharusnya tenang. Nafasnya memburu, d**a naik turun, dan matanya menyala penuh kemarahan yang mendidih.
Namun alih-alih mundur, Gisellia justru melangkah maju. Dagunya terangkat, bibirnya menyeringai angkuh. “Lo jangan gede kepala, Tasha. Lo pikir pernikahan lo sama dia itu permanen? Itu cuma kontrak sementara. Lo cuma alasan... bukan pilihan.”
Tasha tertawa. Tertawa keras dan sumbang. “Iya, sementara. Karena gue juga ogah lama-lama sama b******n kayak dia.”
Gisellia tersenyum mengejek, lalu mengangkat bahunya. “Tapi tetep aja, gue yang pantas. Gue yang selevel. Gue yang akan jadi ibu dari anak-anak Varrel... bukan p*****r kay
