Bab 90. Kemarahan Farida.

1805 Kata

Siang itu, terik matahari menyengat halaman rumah besar milik Camilia di Jakarta. Di dalam rumah, suasana terasa lebih panas daripada di luar. Farida duduk di depan televisi, menggenggam remote dengan gemetar. Matanya terpaku pada layar, di mana tayangan pernikahan Davendra dengan sosok wanita yang begitu cantik. “Lihat ini, Ayah! Lihat!” seru Farida, suaranya meninggi pada suaminya. Lukman, yang duduk di sudut sofa, hanya mengangguk lemah. Ia sudah tahu, apa pun yang dikatakannya tidak akan meredakan kemarahan istrinya. Jadi ia membiarkan istrinya meluapkan amarahnya. “Bayangkan, kita hampir punya menantu seperti itu! Aktor terkenal, kaya raya, bisa menjamin masa tua kita! Tapi sekarang? Apa yang kita punya? Anak kita di penjara, dan Davendra malah menikah dengan perempuan lain!” Fari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN