Ruang kerja di mansion itu dipenuhi oleh keheningan yang hanya dipecahkan oleh bunyi halus angin dari mesin pendingin ruangan. Dindingnya dihiasi dengan rak buku kayu yang penuh dengan koleksi, dan sebuah meja besar dari kayu mahoni menjadi pusat ruangan. Davendra duduk di kursinya, bersandar dengan sikap tenang namun penuh kewaspadaan. Wajahnya terlihat serius, matanya fokus pada layar tablet yang dipegang Reza. “Ini masalahnya, Pak Dave,” ujar Reza, menyerahkan tablet itu kepada Davendra. Di layar terpampang foto yang sangat familiar bagi Davendra. Itu adalah gambar dari momen ijab kabulnya dengan Zara. Dalam foto tersebut, ia sedang menggenggam tangan ayahnya Zara, setelah itu ada foto ia duduk bersama Zara di sampingnya dengan busana pernikahan yang anggun. Keterangan foto itu tertul